A. MEKANISME TENAGA YANG DIHASILKAN OLEH MOTOR
Tenaga yang dihasilkan oleh motor
adalah berasal dari adanya Pembakaran Gas di dalam ruang bakar, oleh karena
adanya pembakaran gas tersebut, maka timbullah Panas. Dan panas ini mengakibatkan gas yang telah terbakar Mengembang/exspansi, karena pembakaran
dan pengembangan gas ini terjadi di dalam ruang bakar yang sempit dan tertutup
(tidak bocor) di mana bagian atas dan samping kiri kanan dari ruang bakar
adalah Statis/tidak bisa bergerak, sedangkan yang Dinamis/yang bisa bergerak
hanyakah bagian bawah, yakni : Piston, sehingga dengan sendirinya piston akan
terdorong ke bawah dengan kuatnya oleh
gas yang terbakar dan mengembang tadi. Pada saat piston terdorong ke bawah ini,
membawa tenaga yang sangat dahsyat. Dan tenaga inilah yang dimaksud dengan Tenaga motor.
B. SISTEM PENGAPIAN SEPEDA MOTOR
Tujuan dari pengapian adalah
untuk mendapatkan loncatan bunga api pada gap busi. Loncatan bunga api tersebut
digunakan untuk membakar campuran bahan bakar di dalam ruang bakar pada saat
yang tepat. Sistem pengapian memperoleh arus dari baterai atau dari fly wheel
magneto.
Ada 2 tipe
sistem pengapian sepeda motor yaitu :
- Sistem pengapian konvensional (platina)
- Sistem pengapian elektronik (CDI)
C. PENGERTIAN UMUM
Yang dimakasud sistem pengapian
konvensional (platina) adalah melaksanakan pengapian (memberikan dan
memutuskan arus listrik) dilakukan oleh platina,
sehingga diperoleh tegangan tinggi pada kumparan sekunder yang menyebabkan
loncatan bunga api pada busi.
Lain halnya pada
motor yang menggunakan CDI, dalam melaksanakan pengapian (memberikan dan
memutuskan aliran listrik) dilaksanakan oleh Capasitor setelah menerima sinyal dari pulser.
Perbedaan yang nyata CDI menggunakan pulser dan capasitor sebagai fungsi
platina. Yaitu magnet mengisi muatan kondensor pengapian hingga beberapa ratus
volt, ketika pulser coil yang digabungkan dalam fly wheel magneto memancarkan
suatu signal, hampir segera elemen semi konduktornya (dioda) membiarkan muatan
listrik untuk mengalir dari kondensor ke coil pengapian, sehingga menginduksi
suatu gelombang tegangan tinggi pada gulungan sekunder.
Ringkasnya CDI
adalah sistem pengapisan secara electric untuk menghasilkan loncatan bunga api
pada busi tanpa menggunakan mekanisme platina.
D. BAGIAN-BAGIAN PENTING DALAM SISTEM
PENGAPIAN
a. Komponen-komponen penting pada sistem
pengapian menggunakan platina
- Charge Coil (Spul)
Fungsinya untuk mengisi kondensor dengan muatan listrik
- Fly Wheel Magneto
Fungsinya untuk membangkitkan listrik .
- Platina
Fungsinya melaksanakan pengapian (memberikan dan memutuskan arus listrik
yang akan melalui kondensor.
- Kondensor
Fungsinya untuk menyerap arus ekstra dari gulungan primer coil dan
setelah itu baru dialirkan ke platina secara sedikit demi sedikit dan merata,
sehingga platina terhindar dari kerusakan atau permukaan platina tidak cepat
berlubang-lubang.
Condensor terbagi atas 2 menurut sistem penyalaannya:
a)
Condensor untuk motor penyalaan sistem battery.
b)
Condensor untuk motor penyalaan sistem magneto
- Ignition Coil (coel)
Adalah suatu alat penyalaan yang berfungsi untuk meninggikan tegangan
arus dari sumbernya, yaitu accu atau spul penyalaan yang 6 volt menjadi
10.000-12.000 volt, lalu diloncatkan kedalam ruang bakar berupa bunga api
listrik tegangan tinggi melalui elektroda busi, sehingga gas baru yang telah
dimampatkan di dalam ruang bakar menjadi terbakar.
Menurut sistem penyalaannya, coil dibagi atas 2 golongan yang besar:
a)
Coil DC yang terdapat pada motor penyalaan sistem
baterai
b)
Coil ac yang terdapat pada motor penyalaan sistem
magneto
Menurut tipenya coil masih dibagi menjadi 2 macam lagi:
a)
Coil DC dengan 1 kabel busi, yang terdapat pada motor
penyalaan sistem baterai yang hanya mempunyai 1 silinder saja.
b)
Coil DC dengan 2 kabel yang terdapat pada motor
penyalaan sistem baterai yang mempunyai 2 buah silinder, khususnya pada motor
Honda type: CB 125/175/200, twin.
- Busi
Berfungsi untuk mendapatkan loncatan bunga api sehingga pembakaran bahan
bakar yang telah dikompresi dalam kepala cylinder.
b. Komponen-komponen penting pada sistem
pengapian menggunakan CDI
Komponene-komponen pengapian pada sistem CDI pada
dasarnya sama dengan sistem platina, akan tetapi ada penggantian sistem kerja
komponen dan tambahan komponen, yaitu pulser sebagai pengganti platina yang
fungsinya sama dengan platina. Kemudian kondensor yang digantikan dengan suatu
unit CDI (Capasitor Dischange ignition) yang artinya adalah dalam melaksanakan
pengapian (memberikan dan memutuskan aliran listrik) dilakukan oleh kapasitor,
setelah mendapat sinyal dari pulser.
A.
SISTEM PENGAPIAN PLATINA
Gambar diagram kabel utama kelistrikan
pengapian pada sepeda motor penyalaan sistem baterai
Gambar diagram kabel utama kelistrikan
pengapian pada sepeda motor penyalaan sistem magnit
Keterangan
gambar:
1 =
spul penyalaan
2 =
condensor
3 =
Platina
KK = Kunci kontak
=
masa/bodi
Seperti terlihat
pada gambar, ketika flywhel berputar, besarnya fluk yang melewati armaturecore
(angker) berubah-ubah demikian pula arahnya, hingga menginduksi tegangan AC
pada source coil (spul). Platina tertutup, arus melalui source coil dan pada
angker terjadi flux. Platina terbuka pada saat itu piston mencapai sedikit
sebelum TMA, arus yang melalui coil tiba-tiba terputus, ini menyebabkan
terjadinya perubahan flux, yang mana menimbulkan tegangan beberapa ratus volt
pada ignition coil. Tegangan ini diteruskan ke kumparan primer dan kemudian
diinduksi menjadi tegangan tinggi pada kumparan skunder yang sebanding dengan perbandingan
jumlah lilitan antara primer dan sekunder. Lebih besar arus listrik, lebih
besar pula tegangan yang dihasilkan pada ignition coil.
B. SISTEM
PENGAPIAN CDI
Dalam sistem pengapian dengan CDI dapat
dibagi menjadi tiga kelompok:
- Fly wheel magneto
- CDI unit
- Ignition Coil dan busi
Prinsip kerja CDI
Pada posisi rotor seperti
terlihat pada gambar diatas mulailah terjadi proses pengisian kondensor dengan
arus listrik yang ditimbulkan oleh Change Coil (SCR dalam keadaan OFF) hingga
mencapai 300 Volt lebih
Kemudian pada keadaan timing mark
berimpit dengan pulser coil, pada saat itu proses pengisian condensor telah
selesai dan pulser coil akan mengeluarkan arus listrik (signal) ke gate SCR dan
membuat SCR dalam keadaan ON, akibatnya muatan listrik yang ada di Condensor
akan dimuntahkan melalui lilitan primer ignition coil dan pada lilitan sekunder
timbul voltase tinggi yang diteruskan ke busi. Setelah arus dari condensor
berhenti, maka SCR akan kembali dalam keadaan OFF.
No comments:
Post a Comment