06 May 2016

PEDOMAN KELISTRIKAN PADA SEPEDA MOTOR




A.    MEKANISME TENAGA YANG DIHASILKAN OLEH MOTOR
Tenaga yang dihasilkan oleh motor adalah berasal dari adanya Pembakaran Gas di dalam ruang bakar, oleh karena adanya pembakaran gas tersebut, maka timbullah Panas. Dan panas ini mengakibatkan gas yang telah terbakar Mengembang/exspansi, karena pembakaran dan pengembangan gas ini terjadi di dalam ruang bakar yang sempit dan tertutup (tidak bocor) di mana bagian atas dan samping kiri kanan dari ruang bakar adalah Statis/tidak bisa bergerak, sedangkan yang Dinamis/yang bisa bergerak hanyakah bagian bawah, yakni : Piston, sehingga dengan sendirinya piston akan terdorong ke bawah  dengan kuatnya oleh gas yang terbakar dan mengembang tadi. Pada saat piston terdorong ke bawah ini, membawa tenaga yang sangat dahsyat. Dan tenaga inilah yang dimaksud dengan Tenaga motor.

B.     SISTEM PENGAPIAN SEPEDA MOTOR
Tujuan dari pengapian adalah untuk mendapatkan loncatan bunga api pada gap busi. Loncatan bunga api tersebut digunakan untuk membakar campuran bahan bakar di dalam ruang bakar pada saat yang tepat. Sistem pengapian memperoleh arus dari baterai atau dari fly wheel magneto.
Ada 2 tipe sistem pengapian sepeda motor yaitu :
  1. Sistem pengapian konvensional (platina)
  2. Sistem pengapian elektronik (CDI)
C.    PENGERTIAN UMUM
Yang dimakasud sistem pengapian konvensional (platina) adalah melaksanakan pengapian (memberikan dan memutuskan arus listrik) dilakukan oleh platina, sehingga diperoleh tegangan tinggi pada kumparan sekunder yang menyebabkan loncatan bunga api pada busi.
Lain halnya pada motor yang menggunakan CDI, dalam melaksanakan pengapian (memberikan dan memutuskan aliran listrik) dilaksanakan oleh Capasitor setelah menerima sinyal dari pulser.
Perbedaan yang nyata CDI menggunakan pulser dan capasitor sebagai fungsi platina. Yaitu magnet mengisi muatan kondensor pengapian hingga beberapa ratus volt, ketika pulser coil yang digabungkan dalam fly wheel magneto memancarkan suatu signal, hampir segera elemen semi konduktornya (dioda) membiarkan muatan listrik untuk mengalir dari kondensor ke coil pengapian, sehingga menginduksi suatu gelombang tegangan tinggi pada gulungan sekunder.
Ringkasnya CDI adalah sistem pengapisan secara electric untuk menghasilkan loncatan bunga api pada busi tanpa menggunakan mekanisme platina.

D.    BAGIAN-BAGIAN PENTING DALAM SISTEM PENGAPIAN
a.      Komponen-komponen penting pada sistem pengapian menggunakan platina
  1. Charge Coil (Spul)
Fungsinya untuk mengisi kondensor dengan muatan listrik
  1. Fly Wheel Magneto
Fungsinya untuk membangkitkan listrik .
  1. Platina
Fungsinya melaksanakan pengapian (memberikan dan memutuskan arus listrik yang akan melalui kondensor.
  1. Kondensor
Fungsinya untuk menyerap arus ekstra dari gulungan primer coil dan setelah itu baru dialirkan ke platina secara sedikit demi sedikit dan merata, sehingga platina terhindar dari kerusakan atau permukaan platina tidak cepat berlubang-lubang.
Condensor terbagi atas 2 menurut sistem penyalaannya:
a)      Condensor untuk motor penyalaan sistem battery.
b)      Condensor untuk motor penyalaan sistem magneto
  1. Ignition Coil (coel)
Adalah suatu alat penyalaan yang berfungsi untuk meninggikan tegangan arus dari sumbernya, yaitu accu atau spul penyalaan yang 6 volt menjadi 10.000-12.000 volt, lalu diloncatkan kedalam ruang bakar berupa bunga api listrik tegangan tinggi melalui elektroda busi, sehingga gas baru yang telah dimampatkan di dalam ruang bakar menjadi terbakar.
Menurut sistem penyalaannya, coil dibagi atas 2 golongan yang besar:
a)      Coil DC yang terdapat pada motor penyalaan sistem baterai
b)      Coil ac yang terdapat pada motor penyalaan sistem magneto
Menurut tipenya coil masih dibagi menjadi 2 macam lagi:
a)      Coil DC dengan 1 kabel busi, yang terdapat pada motor penyalaan sistem baterai yang hanya mempunyai 1 silinder saja.
b)      Coil DC dengan 2 kabel yang terdapat pada motor penyalaan sistem baterai yang mempunyai 2 buah silinder, khususnya pada motor Honda type: CB 125/175/200, twin.
  1. Busi
Berfungsi untuk mendapatkan loncatan bunga api sehingga pembakaran bahan bakar yang telah dikompresi dalam kepala cylinder.
b.      Komponen-komponen penting pada sistem pengapian menggunakan CDI
Komponene-komponen pengapian pada sistem CDI pada dasarnya sama dengan sistem platina, akan tetapi ada penggantian sistem kerja komponen dan tambahan komponen, yaitu pulser sebagai pengganti platina yang fungsinya sama dengan platina. Kemudian kondensor yang digantikan dengan suatu unit CDI (Capasitor Dischange ignition) yang artinya adalah dalam melaksanakan pengapian (memberikan dan memutuskan aliran listrik) dilakukan oleh kapasitor, setelah mendapat sinyal dari pulser.

A. SISTEM PENGAPIAN PLATINA
Gambar diagram kabel utama kelistrikan pengapian pada sepeda motor penyalaan sistem baterai
 


Gambar diagram kabel utama kelistrikan pengapian pada sepeda motor penyalaan sistem magnit

Keterangan gambar:
   1    = spul penyalaan
   2    = condensor
   3    = Platina
KK   = Kunci kontak
         = masa/bodi



Seperti terlihat pada gambar, ketika flywhel berputar, besarnya fluk yang melewati armaturecore (angker) berubah-ubah demikian pula arahnya, hingga menginduksi tegangan AC pada source coil (spul). Platina tertutup, arus melalui source coil dan pada angker terjadi flux. Platina terbuka pada saat itu piston mencapai sedikit sebelum TMA, arus yang melalui coil tiba-tiba terputus, ini menyebabkan terjadinya perubahan flux, yang mana menimbulkan tegangan beberapa ratus volt pada ignition coil. Tegangan ini diteruskan ke kumparan primer dan kemudian diinduksi menjadi tegangan tinggi pada kumparan skunder yang sebanding dengan perbandingan jumlah lilitan antara primer dan sekunder. Lebih besar arus listrik, lebih besar pula tegangan yang dihasilkan pada ignition coil.
 
B. SISTEM PENGAPIAN CDI
Dalam sistem pengapian dengan CDI dapat dibagi menjadi tiga kelompok:
  1. Fly wheel magneto
  2. CDI unit
  3. Ignition Coil dan busi




Prinsip kerja CDI  










Pada posisi rotor seperti terlihat pada gambar diatas mulailah terjadi proses pengisian kondensor dengan arus listrik yang ditimbulkan oleh Change Coil (SCR dalam keadaan OFF) hingga mencapai 300 Volt lebih


Kemudian pada keadaan timing mark berimpit dengan pulser coil, pada saat itu proses pengisian condensor telah selesai dan pulser coil akan mengeluarkan arus listrik (signal) ke gate SCR dan membuat SCR dalam keadaan ON, akibatnya muatan listrik yang ada di Condensor akan dimuntahkan melalui lilitan primer ignition coil dan pada lilitan sekunder timbul voltase tinggi yang diteruskan ke busi. Setelah arus dari condensor berhenti, maka SCR akan kembali dalam keadaan OFF.
 





No comments:

Post a Comment